Allah swt. memiliki kehendak tersendiri ketika menciptakan bangsa Yahudi
atau bani Israil. Sebanyak 8 kali kata "al-yahud", sekali kata "yahud",
2 kali kata "Israil", dan 42 kali kata "bani Israil" disebutkan di
dalam kitab suci AI-Qur'anul Karim. Penyebutan kata "muslimun" sebanyak
15 kali dan kata "muslimin" 21 kali. Secara jumlah lebih banyak "bani
Israil" (42 kali) disebut-sebut di dalam AI-Qur'an daripada "muslimun"
ditambah "muslimin" sekaligus digabung (36 kali). Walaupun bukan tanpa
arti bila ternyata penyebutan "mu'minun" (35 kali) ditambah "mu'minin"
(144 kali) jauh melebihi jumlah kata "bani Israil".
DOWNLOAD PDF EBOOK... Melalui AI-Qur'anul Karim, tampaknya Allah swt. berkehendak memperkenalkan secara utuh-kepada umat manusia umumnya dan umat Islam khususnya-siapa sesungguhnya kaum yahudi atau bani Israel. Secara historis mereka digambarkan oleh Allah swt. sebagai kaum yang banyak sekali memperoleh nikmat. Dan karenanya, adalah suatu kewajara~ bilamana Allah swt. mewajibkan mereka bersyukur kepada-Nya dengan jalan mengabdi, tunduk, patuh, dan taat kepada Allah swt semata. Namun, sikap bersyukur itulah yang tak kunjung muncul pada kaum ini. Jangankan bersyukur, malah mereka mengembangkan suatu sikap dasar yang diwakili dengan ungkapan sami'naa wa ashainaa 'kami dengar dan kami durhakai'. Sikap ini oleh bangsa Yahudi bukan saja ditujukan kepada para pemuka agama mereka semata, melainkan juga kepada setiap utusan atau nabi Allah 'alaihimus-salam yang dikirim kepada mereka. Bahkan, sikap ini mereka kembangkan pula kepada Allah swt ... !
"Sesungguhnya Kami telah mengambil perjanjian dari bani Israil,dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul. Tetapi setiap datang seorang rasul kepada mereka dengan membawa apa yang yang tidak diingini oleh hawa nafsu mereka, (maka) sebagian dari rasul-rasul itu mereka dustakan dan sebagian yang lain mereka bunuh. "(AI-Maidah : 70)
Disebabkan sikap mereka yang sangat ingkar inilah akhirnya yang semula mereka dimuliakan Allah swt. malah berubah menjadi bangsa terlaknat di muka bumi.
"Hai bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu dan (ingatlah pula) bahwasanya Aku telah melebihkan kamu atas segala umat." (AI-Baqarah : 47)
"Telah dilaknati orang-orang kafir dari bani Israil dengan lisan Dawud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu,disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas." (AI-Maidah : 78)
"(Tetapi) karena mereka (bani Israil) melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka mengubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat) ... " (AI-Maidah : 13)
Dengan kata lain, kita dapat simpulkan bahwa Allah swt. menciptakan bani Israil sebagai suatu kaum yang mencerminkan sekian banyak karakter buruk agar menjadi pelajaran bagi segenap umat manusia. Agar manusia yang berhati nurani dan berakal sehat-apalagi yang beriman dapat mewaspadai dan menjauhi berbagai karakter negatif Yahudi bilamana dirinya tidak ingin menjadi terlaknat seperti mereka. Ringkasnya, bangsa Yahudi atau bani Israil merupakan representasi hizbusy-syaithan 'golongan setan' di muka bumi. Dan, itu berarti identik dengan menjadi musuh kemanusiaan secara umum. Ketika Asy-syahid Sayyid Quthb rahimahullah membahas sifat kelompok almunafiqun dari surah al-Baqarah ayat 14 di dalam kitab Fi Zhilalil Qur'an beliau menulis, "Mereka (al-munafiqun) berpura-pura menampakkan keimanan ketika bertemu dengan orang-orang mukmin, untuk menjaga diri dari risiko, dan menjadikan tameng (kepura-puraan) ini sebagai jalan untuk merugikan lawan. Namun, apabila mereka sudah bertemu dengan "setan-setan" mereka-yang pada umumnya adalah kaum Yahudi-maka mereka dijadikan alat untuk merobek-robek dan mencabik-cabik barisan Islam. Begitulah kaum munafik mendapatkan kaum Yahudi sebagai sandaran (baca: konsultan) dan tempat berlindung."
........ Dengan membaca buku ini, kita akan segera menyadari bahwa segenap isi protokolat ini tidak mungkin ditulis kecuali oleh kumpulan manusia yang telah secara mantap dan penuh keyakinan ber-bai'at (menyatakan sumpah setia) dengan kakek-moyang setan, yakni iblis. Persis seperti salah satu ritual pelantikan anggota organisasi rahasia Freemasonry (sebuah gerakan rahasia skala internasional bentukan kaum Yahudi) pada level tertentu di mana di dalam lafal sumpah-setianya harus berikrar, "In the name of luciver ..." (Aku bersumpah-setia atas nama iblis
0 komentar:
Posting Komentar